Sungguh pada awalnya, sebutan ini terdengar biasa saja bagiku. Bahkan, arti makna di baliknya sama sekali nggak pernah aku kupas. Tapi, makin kesini aku makin sadar, kalau sebutan ini harusnya memang udah melekat di diri kita sejak dulu — iya, aku dan kamu juga.
“Hidup ini adalah tentang belajar.”
Dulu, aku nggak setuju sama kalimat itu. Well, di pikiranku kalo kalimat di atas nggak sepenuhnya benar. Karena hidup ini kan nggak melulu buka buku atau belajar semalam suntuk. Toh kita butuh juga yang namanya hiburan, ketemu banyak orang, main ini main itu.
Itu benar — karena dulu aku ngasih batas kalau belajar itu seputar buku, sekolah, dan ujian. Tapi, sekarang aku rasa pemikiranku sedikit keliru soal itu. Belajar jauh lebih luas dari sekedar dateng ke sekolah, duduk buka buku, dan menelan semua asupan ilmu yang dikasih guru secara mentah-mentah. Bayangin, hal sesimpel kita buang sampah pada tempatnya aja itu udah bisa dibilang belajar.
Kok bisa? Yaiya, belajar menempatkan sesuatu pada tempatnya.
Belum lagi kalau kita mau urutin aktivitas umum daily kita. Bangun tidur terus mandi, itu kita lagi belajar soal niat. Soalnya ya tau sendiri, kadang bangun buat mandi aja masih suka mager. Ketemu ibu, bapak, atau siapapun kita senyum, itu kita lagi belajar tentang menghargai. Ngerjain tugas, kita lagi belajar tentang sabar. Lihat langit, lihat awan, dan segala yang ada di sekitar kita, itu kita lagi belajar mensyukuri. Bahkan sampai ketika kita baca doa sebelum tidur malam harinya, itu kita juga lagi belahar tentang adab. Masih banyak banget yang nge-gambarin kalau kita ini tuh sebenarnya lagi belajar.
Tanpa sadar — mau nggak mau — diri kita ini seolah udah ditempeli label sebagai seorang pembelajar. Mungkin yang akan jadi pembeda nantinya adalah kadar dari seberapa besar kita memanfaatkan label itu untuk kebajikan.
Semoga setelah ini, kita semua bisa terus semangat dan menjadikan semua hal yang kita lakuin adalah bagian dari pembelajaran hidup versi diri kita masing-masing. So, selamat berproses kawan!
